Minggu, 02 Desember 2012

Stop AIDS Melalui Kesetaraan Jender

Salam kawan bloggers, kali ini saya ingin berbagi artikel nih tentang Stop AIDS Melalui Kesetaraan Jender. Langsung disimak ya kawan bloggers.

Stop AIDS melewati kesetaraan jender untuk menghapus semua wujud stigma serta diskriminasi, adalah tema dari Hari AIDS Sedunia 2012 yang dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan RI, diperingati 1 Desember.Menyambut HAS 2012, serangkaian acara dikerjakan, diantaranya, road show mall to mall kampanye hiv serta aids layaknya pameran photo, soft campaign, konsultasi hiv serta aids di mal, talkshow, serta jejaring sosial media. disamping itu, kemenkes ri juga lakukan talkshow serta dialog interaktif dan seminar di 33 provinsi di indonesia.

Kesetaraan jender diangkat jadi tema dikarenakan tetap kerap berlangsung pelecehan pada kaum wanita, terlebih waktu terkait seksual, yang bikin mereka rawan terkena hiv, tutur menteri kesehatan nafsiah mboi pada konferensi pers di kantor kemenkes, jakarta, jumat ( 30/11/2012 ).

Menurut data dari Kemenkes RI, persentase masalah aids menurut grup usia s/d bln. september 2012 sangat banyak ditemukan pada umur 30-39 th. sejumlah 37, 1 % serta umur 20-29 th. sejumlah 31, 2 %. adapun untuk umur kurang dari 1 tahun yaitu 1, 2 %, 1-4 th. 3, 0 %, serta 5-14 th. 1, 0 %.

Timbulnya angka anak-anak dengan HIV kemungkinan besar akibat ibu yang memiliki kandungan dengan hiv juga. perihal ini cukup memprihatinkan mengingat ibu tempat tinggal tangga tidak ada didalam jalinan seks berisiko.

Ibu rumah tangga justru lebih rawan terkena dikarenakan pada waktu terkait dengan suami kemungkinan besar tidak menggunakan kondom. tidak sama dengan wps yang dikarenakan ada didalam lingkungan berisiko maka kemungkinan menggunakan kondom tinggi. terutama pemerintah sepanjang th. 2012 membagikan lebih kurang 10 juta kondom gratis di tempat-tempat hiburan malam, tutur nafsiah.

Secara umum, perubahan pemakaian kondom pada pelaku seks berisiko, diantaranya wanita pekerja seks komersial, waria, serta lelaki homoseksual ) meningkat pada th. 2011 dibanding dengan th. 2007. Data ini menurut laporan Survey Terpadu Serta Biologis Tingkah Laku ( STBS )  Kemkes RI. Tak hanya praktek seksual beresiko tanpa pengaman, praktek pemakaian jarum suntik yang tidak steril serta digunakan berganti-gantian juga bisa jadi factor penularan dari ibu hHIV positif ke bayi.

Maka butuh ada kesadaran dalam  memakai jarum suntik baru.Menurut laporan STBS 2011, Kemkes Ri, tingkah laku tidak sharing alat suntik meningkat pada th. 2011 dibanding th. 2007. perihal ini dapat jadi titik cerah dikarenakan telah pertambahan kesadaran perihal bahaya sharing alat suntik. nafsiah juga mengharapkan karenanya ada intervensi pergantian tingkah laku serta penyamaan gender dapat mempunyai pengaruh besar pada penurunan angka pasien hiv/aids di indonesia.

Itulah artikel tentang  Stop AIDS Melalui Kesetaraan Jender. Mudah-mudahan artikel ini bisa berguna bagi kawan bloggers yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong Beri Saran dan Komentar ya Kawan...