Home
Alat kesehatan biasanya memerlukan teknologi canggih supaya
dapat mendeteksi serta mengobati satu penyakit.Namun sayangnya 90 % alat
kesehatan yang ada di indonesia tetap impor dari luar negeri.
“Alat kesehatan 90 % impor tetap mendominasi, sayang kan serta konsumen terbesar kementerian kesehatanz’, tutur Wamenkes Prof Dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD didalam acara peluncuran e-Regalkes serta Single Sign On ( SSO ) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat ( 21/12/2012 ).
Wamen Ghufron menuturkan ini adalah tantangan yang perlu disikapi berbarengan supaya alat kesehatan didalam negeri meningkat mutu serta kuantitasnya hingga dapat berkompetisi dengan nasional, regional ataupun internasional.
Produsen-produsen alat kesehatan didalam negeri sesungguhnya tidak kalah berkompetisi dengan product dari luar, dikarenakan ada juga alat kesehatan yang telah diekspor ke beragam negara.
“Contohnya Tensi meter telah diekspor ke amerika serikat serta jerman. orang kita terkadang senang tidak yakin, walau sebenarnya bikinan sendiri”, tutur Wamen Ghufron.
Sesaat itu dra maura linda sitanggang, apt sebagai dirjen bina farmasi serta alat kesehatan kemenkes menuturkan banyaknya impor dikarenakan memanglah teknologi alat kesehatan umumnya dari luar negeri serta telah ratus-ratus th. yang lantas.
“Nah, kita telah biasa impor serta baru mengawali upaya-upaya sekurang-kurangnya untuk yang teknologi rendah serta tengah telah dapat buat, perumpamaannya layaknya Tensi meter serta Hospital Bed”, tutur Maura Linda.
namun alat pendeteksi kanker layaknya pet scan memanglah hingga saat ini tetap impor. biasanya alat kesehatan sendiri tidak problem, namun ada sisi spesifik dari alat tersebut yang bahannya harus diimpor.
Alat kesehatan sendiri tidak cuma hanya usaha, namun juga mempunyai manfaat sosial untuk mendiagnosis, mengobati serta menangani penyakit, dan menjaga atau meningkan kesehatan seseorang. diinginkan kedepannya produsen didalam negeri dapat bikin alat kesehatan sendiri.
Itulah artikel tentang Alat Kesehatan di Indonesia Ternyata 90%-nya Impor. Mudah-mudahan artikel ini bisa berguna bagi kawan bloggers yang membacanya.“Alat kesehatan 90 % impor tetap mendominasi, sayang kan serta konsumen terbesar kementerian kesehatanz’, tutur Wamenkes Prof Dr Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD didalam acara peluncuran e-Regalkes serta Single Sign On ( SSO ) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat ( 21/12/2012 ).
Wamen Ghufron menuturkan ini adalah tantangan yang perlu disikapi berbarengan supaya alat kesehatan didalam negeri meningkat mutu serta kuantitasnya hingga dapat berkompetisi dengan nasional, regional ataupun internasional.
Produsen-produsen alat kesehatan didalam negeri sesungguhnya tidak kalah berkompetisi dengan product dari luar, dikarenakan ada juga alat kesehatan yang telah diekspor ke beragam negara.
“Contohnya Tensi meter telah diekspor ke amerika serikat serta jerman. orang kita terkadang senang tidak yakin, walau sebenarnya bikinan sendiri”, tutur Wamen Ghufron.
Sesaat itu dra maura linda sitanggang, apt sebagai dirjen bina farmasi serta alat kesehatan kemenkes menuturkan banyaknya impor dikarenakan memanglah teknologi alat kesehatan umumnya dari luar negeri serta telah ratus-ratus th. yang lantas.
“Nah, kita telah biasa impor serta baru mengawali upaya-upaya sekurang-kurangnya untuk yang teknologi rendah serta tengah telah dapat buat, perumpamaannya layaknya Tensi meter serta Hospital Bed”, tutur Maura Linda.
namun alat pendeteksi kanker layaknya pet scan memanglah hingga saat ini tetap impor. biasanya alat kesehatan sendiri tidak problem, namun ada sisi spesifik dari alat tersebut yang bahannya harus diimpor.
Alat kesehatan sendiri tidak cuma hanya usaha, namun juga mempunyai manfaat sosial untuk mendiagnosis, mengobati serta menangani penyakit, dan menjaga atau meningkan kesehatan seseorang. diinginkan kedepannya produsen didalam negeri dapat bikin alat kesehatan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Beri Saran dan Komentar ya Kawan...